Rabu, 28 Januari 2015

Bahaya Pengawet Sintetis

Zat pengawet ada yang sintesis dan ada pula yang alami. Bahan pengawet ini dicampurkan di makanan untuk memperpanjang daya tahan suatu makanan. Makanan yang beredar di pasaran menggunakan pengawet sintesis. Penggunaan pengawet ini membuat makanan dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Selain itu pengawet juga digunakan bertujuan agar rasa dan warna makanan lebih menarik.
Namun dibalik manfaatnya, pengawet sintesis dapat berdampak buruk bagi kesehatan. banyak masyarakat yang tidak mengetahui dampak dari penggunaan pengawet ini. Masyarakat sekarang ini banyak yang mengkonsumsi makanan instan tanpa memperhatikan kandungan Sehingga sering kita lihat kasus penggunaan pengawet pada makanan dapat menimbulkan keracunan.
              

Manusia akan membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk hidup dan melakukan aktifitas sehari-hari. Makanan akan diolah dan akan menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tubuh. Mengingat pentingnya makanan ini, kita harus menkonsumsi makanan yang sesuai dengan syarat makanan bergizi. Makanan bergizi tersebut harus mengandung nutrien makanan dan tidak mengandung zat aditif.
 Di Indonesia sendiri, para produsen makanan telah banyak menggunakan pengawet untuk produksi makanannya. Hal ini terutama sering kita temukan pada makanan yang dijajakan di pinggir jalan.80% dari jajanan (makanan dan minuman) sekolah dinyatakan mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan seperti” (BPOM, 2003).
  Bahan pengawet merupakan salah satu dari zat aditif. Zat aditif ini ada yang sintesis dan alami. Zat aditif merupakan zat kimia yang biasa dicampurkan ke dalam makanan untuk tujuan tertentu. “Zat aditif adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk berbagai alasan seperti  meningkatkan rasa, menghentikan makanan kering dan untuk menjaga makanan agar tetap segar.” (Grant, 1999)
Zat pengawet tersebut digunakan dalam pengolahan makanan. Zat tersebut dapat menimbulkan dampak negative apabila digunakan secara berlebihan. 
 Beberapa zat pengawet kimia yang biasa digunakan di pasaran diantaranya asam benzoat, kalium nitrit, kalium propinoat, BHA, natrium metasulfat, natamysin, dan kalium asetat.

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba. 

Kalium nitrit merupakan bahan pengawet sintetis yang berwarna putih atau kuning. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kalium nitrit mempunyai efektivitas sangat tinggi karena dapat membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pengawet ini sering digunakan pada daging dan ikan. 

Kalsium propionat termasuk golongan asam propionat. Penggunaan kedua pengawet ini untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung, .
Natamysin adalah bahan pengawet yang tidak aman bila dikonsumsi walaupun bahan pengawet ini juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan/minuman. Di dalam tubuh, natamysin ini juga bersifat toksin/racun sehingga bahan pengawet ini dilarang untuk dicampurkan ke dalam produk makanan/minuman baik sedikit maupun banyak.
Kalium asetat merupakan jenis pengawet sintetis yang juga tidak aman bila dikonsumsi. Memang kalium asetat ini dapat mengawetkan makanan/minuman. Akan tetapi, kalium asetat juga merupakan racun bila masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam, makanan/minuman umumnya ditambahi pengawet ini.
BHA merupakan pengawet semacam antioksidan sintetis. Pengawet ini digunakan untuk menghindari makanan dari rasa tengik (warna dan rasa berubah) akibat makanan teroksidasi oksigen.

Penggunaan zat pengawet di atas secara berlebihan dapt menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan. Dampak tersebut antara lain:
·         Asam benzoate apabila digunakan secara berlebihan dapat menghambat enzim pencernaan untuk sementara waktu dan menurunkan kadar glisin. Selain itu zat ini juga dapat mengganggu pernafasan khususnya pada penderita asma.
·         Kalium nitrit dapat menyebabkan keracunan apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu zat ini dapat menimbulkan anemia, sesak nafas, sakit kepala, dan radang ginjal.
·         Kalium propionat dapat menimbulkan migren dan kesulitan tidur apabila digunakan secara berlebihan.
·         Natamysin dapat menimbulkan gangguan pencernaan yang menyebabkan orang tersebut mual dan muntah-muntah dan dapat menimbulkan luka pada selaput kulit.
·         Kalium asetat dapat menyebabkan rusaknya fungsi ginjal karena zat ini sulit dikeluarnkan oleh ginjal.
·         BHA dapat menjadi karsinogen penyebab kanker apabila dikonsumsi berlebih.
                             
        Ada beberapa zat pengawet yang dilarang pemerintah beredar di pasaran. Yang paling marak diberitakan saat ini yaitu boraks dan formalin. Banyak sekali ditemukan makanan yang mnegandung zat berbahaya ini. Biasanya makanan ini digunakan dalam proses pembuatan tahu dan mie. “98 sampel produk makanan  dengan rincian 23 sampel mie basah -15 produk tercemar formalin (65 %), 34 sampel aneka ikan asin - 22 sampel  tercemar ( 64,7%), 41 sampel tahu semuanya tercemar (100%).” (BPOM, 2003) 
* Dari berbagai sumber... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar