Zat
pengawet ada yang sintesis dan ada pula yang alami. Bahan pengawet ini
dicampurkan di makanan untuk memperpanjang daya tahan suatu makanan. Makanan
yang beredar di pasaran menggunakan pengawet sintesis. Penggunaan pengawet ini
membuat makanan dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Selain itu pengawet juga
digunakan bertujuan agar rasa dan warna makanan lebih menarik.
Namun
dibalik manfaatnya, pengawet sintesis dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
banyak masyarakat yang tidak mengetahui dampak dari penggunaan pengawet ini. Masyarakat
sekarang ini banyak yang mengkonsumsi makanan instan tanpa memperhatikan
kandungan Sehingga sering kita lihat kasus penggunaan pengawet pada makanan
dapat menimbulkan keracunan.

Manusia akan membutuhkan makanan
sebagai sumber energi untuk hidup dan melakukan aktifitas sehari-hari. Makanan
akan diolah dan akan menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tubuh.
Mengingat pentingnya makanan ini, kita harus menkonsumsi makanan yang sesuai
dengan syarat makanan bergizi. Makanan bergizi tersebut harus mengandung
nutrien makanan dan tidak mengandung zat aditif.
Di Indonesia sendiri, para produsen
makanan telah banyak menggunakan pengawet untuk produksi makanannya. Hal ini
terutama sering kita temukan pada makanan yang dijajakan di pinggir jalan. “80% dari jajanan (makanan dan minuman) sekolah dinyatakan
mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan seperti” (BPOM, 2003).
Bahan pengawet merupakan salah satu
dari zat aditif. Zat aditif ini ada yang sintesis dan alami. Zat aditif
merupakan zat kimia yang biasa dicampurkan ke dalam makanan untuk tujuan
tertentu. “Zat aditif adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan
untuk berbagai alasan seperti
meningkatkan rasa, menghentikan makanan kering dan untuk menjaga makanan
agar tetap segar.” (Grant, 1999)
Zat
pengawet tersebut digunakan dalam pengolahan makanan. Zat tersebut dapat
menimbulkan dampak negative apabila digunakan secara berlebihan.
Beberapa
zat pengawet kimia yang biasa digunakan di pasaran diantaranya asam benzoat,
kalium nitrit, kalium propinoat, BHA, natrium metasulfat, natamysin, dan kalium
asetat.
Asam benzoat
adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan makanan. Bahan
pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan dengan tujuan untuk
mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba.
Kalium nitrit
merupakan bahan pengawet sintetis yang berwarna putih atau kuning. Bahan ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kalium nitrit mempunyai efektivitas
sangat tinggi karena dapat membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Pengawet ini sering digunakan pada daging dan ikan.
Kalsium propionat
termasuk golongan asam propionat. Penggunaan kedua pengawet ini untuk mencegah
tumbuhnya jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan
karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya digunakan
untuk produk roti dan tepung, .
Natamysin
adalah bahan pengawet yang tidak aman bila dikonsumsi walaupun bahan pengawet
ini juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan/minuman. Di
dalam tubuh, natamysin ini juga bersifat toksin/racun sehingga bahan pengawet
ini dilarang untuk dicampurkan ke dalam produk makanan/minuman baik sedikit
maupun banyak.
Kalium asetat
merupakan jenis pengawet sintetis yang juga tidak aman bila dikonsumsi. Memang
kalium asetat ini dapat mengawetkan makanan/minuman. Akan tetapi, kalium asetat
juga merupakan racun bila masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam,
makanan/minuman umumnya ditambahi pengawet ini.
BHA
merupakan pengawet semacam antioksidan sintetis. Pengawet ini digunakan untuk
menghindari makanan dari rasa tengik (warna dan rasa berubah) akibat makanan
teroksidasi oksigen.
Penggunaan
zat pengawet di atas secara berlebihan dapt menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan. Oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan batasan yang telah
ditetapkan. Dampak tersebut antara lain:
·
Asam benzoate apabila digunakan secara
berlebihan dapat menghambat enzim pencernaan untuk sementara waktu dan
menurunkan kadar glisin. Selain itu zat ini juga dapat mengganggu pernafasan
khususnya pada penderita asma.
·
Kalium nitrit dapat menyebabkan
keracunan apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu zat ini dapat
menimbulkan anemia, sesak nafas, sakit kepala, dan radang ginjal.
·
Kalium propionat dapat menimbulkan
migren dan kesulitan tidur apabila digunakan secara berlebihan.
·
Natamysin dapat menimbulkan gangguan
pencernaan yang menyebabkan orang tersebut mual dan muntah-muntah dan dapat
menimbulkan luka pada selaput kulit.
·
Kalium asetat dapat menyebabkan rusaknya
fungsi ginjal karena zat ini sulit dikeluarnkan oleh ginjal.
·
BHA dapat menjadi karsinogen penyebab
kanker apabila dikonsumsi berlebih.
Ada
beberapa zat pengawet yang dilarang pemerintah beredar di pasaran. Yang paling
marak diberitakan saat ini yaitu boraks dan formalin. Banyak sekali ditemukan
makanan yang mnegandung zat berbahaya ini. Biasanya makanan ini digunakan dalam
proses pembuatan tahu dan mie. “98 sampel produk makanan dengan rincian 23 sampel mie basah -15 produk
tercemar formalin (65 %), 34 sampel aneka ikan asin - 22 sampel tercemar ( 64,7%), 41 sampel tahu semuanya tercemar
(100%).” (BPOM, 2003)
* Dari berbagai sumber...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar